Secara keseluruhan, Ithaf al-Dhaki dapat dianggap sebagai pembelaan, sekaligus upaya kompeomi, al-Kurani terhadap gagasan-gagasan pokok Ibn Arabi berkaitan dengan doktrin-doktrin mistiko-filisofis Islam. Sejumlah bagian daei karya ini menekankan pandangan spesifik para sufi terhadap posisi al-Qur'an, hadis Nabi, dan teologi para filsuf.
Prinsip dasar pembahasan al-Kurani dalam Ithaf al-Dhaki adalah menerima ajaran-ajaran umum yang dikemukakan oleh para ulama dalam tradisi sunni dan mereka yang disebut sebagai generasi salaf al-salih, ia kemudian menafsirkan serta memperluas cakupan makna ajaran-ajaran tersebut hingga sejalan dengan doktrin-dontrin dalam tradisi sufi. Hasil perpaduan dua tradisi inilah yang menjadi ciri penting pembahasan Ithaf al-Dhaki, dan dengan ini pula tampak wajah sejati al-Kurani sebagai seorang 'rekonsiliator', yang berkeinginan agar pandangan-pandangannya dapat diterima sebanyak mungkin, termasuk mereka yang menjadi kelompok penentangnya. Dalam level tertentu, Ithaf al-Dhaki juga merupakan koreksi dan penafsiran ortodoks terhadap pemahaman tasawuf yang heterodoks, panteistis, dan dianggap mengesampingkan aspek-aspek syariat, twrutama yang diakibatkan oleh salah paham terhadap doktrin-doktrin tasawuf yang terkandung dalam teks al-Tuhfah al-Mursalah. (hal. 5-6)
Prinsip dasar pembahasan al-Kurani dalam Ithaf al-Dhaki adalah menerima ajaran-ajaran umum yang dikemukakan oleh para ulama dalam tradisi sunni dan mereka yang disebut sebagai generasi salaf al-salih, ia kemudian menafsirkan serta memperluas cakupan makna ajaran-ajaran tersebut hingga sejalan dengan doktrin-dontrin dalam tradisi sufi. Hasil perpaduan dua tradisi inilah yang menjadi ciri penting pembahasan Ithaf al-Dhaki, dan dengan ini pula tampak wajah sejati al-Kurani sebagai seorang 'rekonsiliator', yang berkeinginan agar pandangan-pandangannya dapat diterima sebanyak mungkin, termasuk mereka yang menjadi kelompok penentangnya. Dalam level tertentu, Ithaf al-Dhaki juga merupakan koreksi dan penafsiran ortodoks terhadap pemahaman tasawuf yang heterodoks, panteistis, dan dianggap mengesampingkan aspek-aspek syariat, twrutama yang diakibatkan oleh salah paham terhadap doktrin-doktrin tasawuf yang terkandung dalam teks al-Tuhfah al-Mursalah. (hal. 5-6)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan